Selasa, 28 Desember 2010
Senin, 20 Desember 2010
BUNGA DARI MASA KEMASA
MATERI IBU INDAH PILIYANTI
BUNGA DARI MASA KEMASA
STAIN SURAKARTA
SEBELUM MASEHI
Menurut pakar sejarah ekonomi, kegiatan bisnis dengan sistem bunga telah ada sejak tahun 2.500 sebelum masehi, baik Yunani kuno, Romawi
kuno, dan Mesir kuno.
Demikian juga pada tahun 2000 sebelum masehi, di
Mesopotamia (wilayah Iraq sekarang) telah berkembang sistem bunga. Sementara itu, 500 tahun sebelum masehi Temple of Babilion mengenakan
bunga sebesar 20% setahun.
SEBELUM MASEHI
Aristoteles: karyanya politics telah mengecam sistem bunga yang berkembang pada masa Yunani kuno. Dengan mengandalkan pemikiran rasional filosofis, tanpa bimbingan wahyu, ia menilai bahwa sistem bunga merupakan sistem yang tidak adil. Menurutnya uang bukan seperti ayam yang bisa bertelur. Sekeping mata uang tidak bisa beranak kepingan uang yang lain.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa meminjamkan uang dengan bunga adalah
sesuatu yang rendah derajatnya.
Plato (427-345 SM): dalam bukunya LAWS , juga mengutuk bunga dan memandangnya sebagai praktik yang dzholim. Menurut Plato, uang hanya berfungsi sebagai alat tukar, pengukuran nilai dan penimbunan kekayaan. Uang sendiri menurutnya bersifat mandul (tidak bisa beranak dengan sendirinya). Uang baru bisa bertambah kalau ada aktivitas bisnis riel. Dua filosof Yunani yang paling terkemuka itu dipandang cukup representatif untuk mewakili pandangan filosof Yunani tentang bunga.
ABAD AWAL MASEHI
Kerajaan Romawi kuno, juga melarang
keras setiap pungutan atas bunga dan pada perkembangan berikutnya mereka membatasi besarnya suku bunga melalui undang-undang. Kerajaan romawi adalah negara pertama yang menerapkan peraturan tentang bunga
untuk melindungi para konsumen.
Kebiasaan bunga juga berkembang di tanah Arab sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasul. Catatan sejarah menunjukkan bahwa bangsa Arab cukup maju
dalam perdagangan.
ABAD AWAL MASEHI
Kota Mekkah saat itu pernah menjadi kota dagang internasional yang dilalui tiga jalur-jalur perdagangan dunia Eropa, dan Afrika, India dan China, serta Syam dan Yaman. Dalam rangka menunjang arus
perdagangan yang begitu pesat, mereka membutuhkan fasilitas pembiayaanyang memadai guna menunjang kegiatan produksi dan perdagangan.
Jadi peminjaman modal untuk perdangan dilakukan dengan sistem bunga. Tegasnya pinjaman uang pada saat itu, bukan semata untuk konsumsi, tetapi juga untuk usaha-usaha produktif. Sistem bunga inilah selanjutnya yang dilarang Al-Qurân secara bertahap.
ABAD AWAL MASEHI
Suatu hal yang tak bisa dibantah, bahwa dalam rangka menunjang arus
perdagangan yang begitu pesat, mereka membutuhkan fasilitas pembiayaan yang memadai guna menunjang kegiatan produksi dan perdagangan.
Jadi peminjaman modal untuk perdangan dilakukan dengan sistem bunga. Tegasnya pinjaman uang pada saat itu, bukan semata untuk konsumsi, tetapi juga untuk usaha-usaha produktif. Sistem bunga inilah selanjutnya yang dilarang Al-Qurân secara bertahap. Ayat al-Qurâan surat Ali Imran ayat 30 yang melarang riba yang
berlipat ganda, belum selesai (tuntas).
Sebab setelah itu, turun lagi ayat tentang riba yang mengharamkan segala bentuk riba, baik riba yang berlipat ganda maupun yang ringan bunganya (QS 2: 275: 279).
BUNGA MENURUT AGAMA-AGAMA
ISLAM
Ayat al-Qurân surat Ali Imran ayat 30 yang melarang riba yang berlipat ganda, belum selesai (tuntas). Sebab setelah itu, turun lagi ayat tentang riba yang mengharamkan segala bentuk riba, baik riba yang berlipat ganda maupun yang ringan bunganya (QS 2: 275: 279).
YAHUDI
Kitab perjanjian lama pasal 22: 25 “Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umatku yang miskin di antara kamu, maka
janganlah enkau berlaku seperti orang penagih hutang dan janganlah
engkau bebankan bunga uang padanya, melainkan engkau harus takut pada Allahmu supaya saudaramu dapat hidup di antaramu” Pasal tersebut dengan tegas melarang praktik bunga bagi orang Yahudi.
Namun, orang Yahudi suka membuat helah dengan menafsirkan pasal tersebut sesuai dengan nafsunya. Menurut mereka, bunga hanyalah terlarang kalau dilakukan sesama Yahudi, dan tidak dilarang bila dipraktikkan terhadap kaum yang bukan Yahudi
BUNGA MENURUT AGAMA-AGAMA
NASRANI
Kitab perjanjian lama kitab Deuteronomiy pasal 23 ayat 19: “Janganlah engkau membungakan uang terhadap saudaramu baik uang maupun bahan makan yang
dibungakan”.
Perjanjian baru dalam Injil Lukas ayat 34: Jika kamu menghutangi kepada orang yang kamu harapkan imbalannya, maka di mana sebenarnya kehormatan kamu, tetapi berbuatlah kebajikan dan berikanlah pinjaman dengan tidak mengharapkan kembalinya karena pahala kamu akan banyak.
BUNGA MASA SKOLASTIK
Ajaran tersebut diyakini dan dikembangkan oleh kaum Skolastik yang pemikiran-pemikiran ekonominya masih sangat konsisten dengan ajaran gereja. Dua tokoh Skolastik yang paling terkenal adalah St. Albertus Magnus (1206-1280) dan Thomas Aquinas (1225-1274). Keduanya sangat mengutuk praktik pembungaan uang. Thomas Aquinas dalam Summa Theologia bahkan dengan tegas menyebut
orang-orang yang memperanakkan uang sebagai pendosa.
Bagi Aquinas memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil dan sama artinya dengan menjual sesuatu yang tidak ada.
BUNGA PASCA SKOLASTIK (ABAD VI)
Ajaran agama Nasrani yang melarang bunga sampai abad 13 masih menjadi ajaran gereja. Pada akhir abad 13, muncul aliran-aliran baru yang berusaha menghilangkan pengaruh gereja yang mereka anggap kolot, sehingga peminjaman dengan bunga berkembang luas dan pengharaman bunga dari pihak gereja pun makin kabur.
Sejak itu praktik bunga merajalela dan dianggap sah di Eropa. Pada masa itu sarjana Kristen melakukan rumusan baru tentang pendefenisian bunga. Bahasan mereka bertujuan memperluas dan melegitimasi bunga. Mereka membedakan bunga menjadi dua, yakni interest dan usury. Menurut mereka interest adalah bunga yang dibolehkan, sedangkan usury adalah bunga yang berlebihan (riba).
Konsep tersebut semakin berkembang luas, setelah Raja Inggris, yakni
Hendri VIII, pada tahun 1545 M mengukuhkan dan mengembangkannya. Ia
dengan tegas mengatakan bahwa riba (usury) tidak dibenarkan, sedangkan
bunga (interest) dibolehkan asal tidak berlebihan.
CONTINUED
Gaung Raja Hendrik VIII itu sampai ke Belanda dan Eropa lainnya. Ketika Belanda menjajah Indonesia, mereka menyebar luaskan pandangan Hendrik VIII, selama 350 tahun di Indonesia. Sehingga ada orang Indonesia yang melarang dan menjauhi riba tapi membolehkan dan mempraktikkan bunga. Mereka membedakan bunga dan riba. Padahal bunga dan riba sama saja.
Bahkan, ada orang beranggapan bahwa bunga bank yang ada pada masa kini,
berbeda dengan riba yang ada pada masa jahiliyah.
Riba pada masa jahiliyah diharamkan karena berlipat ganda. Sedangkan bunga bank dibolehkan. Anggapan itu ternyata keliru besar. Kekeliruan itu
ditunjukkan oleh hasil penelitian para ekonom dan intelektual muslim
terkenal, seperti Prof Dr Muhammad Nejatullah Ashiddiqi, Prof Dr Umar
Chapra, Prof Dr MA Mannan, Prof Kursyid Ahmad, serta puluhan ekonom
muslim dan nonmuslim lainnya. Para ekonom muslim melakukan penelitian
ilmiah secara historis tentang bunga dan riba sepanjang sejarah
kehidupan manusia, mulai Yunani Kuno, Roma kuno, Mesopotamia dan Arab
Jahiliyah.
BUNGA DARI MASA KEMASA
STAIN SURAKARTA
SEBELUM MASEHI
Menurut pakar sejarah ekonomi, kegiatan bisnis dengan sistem bunga telah ada sejak tahun 2.500 sebelum masehi, baik Yunani kuno, Romawi
kuno, dan Mesir kuno.
Demikian juga pada tahun 2000 sebelum masehi, di
Mesopotamia (wilayah Iraq sekarang) telah berkembang sistem bunga. Sementara itu, 500 tahun sebelum masehi Temple of Babilion mengenakan
bunga sebesar 20% setahun.
SEBELUM MASEHI
Aristoteles: karyanya politics telah mengecam sistem bunga yang berkembang pada masa Yunani kuno. Dengan mengandalkan pemikiran rasional filosofis, tanpa bimbingan wahyu, ia menilai bahwa sistem bunga merupakan sistem yang tidak adil. Menurutnya uang bukan seperti ayam yang bisa bertelur. Sekeping mata uang tidak bisa beranak kepingan uang yang lain.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa meminjamkan uang dengan bunga adalah
sesuatu yang rendah derajatnya.
Plato (427-345 SM): dalam bukunya LAWS , juga mengutuk bunga dan memandangnya sebagai praktik yang dzholim. Menurut Plato, uang hanya berfungsi sebagai alat tukar, pengukuran nilai dan penimbunan kekayaan. Uang sendiri menurutnya bersifat mandul (tidak bisa beranak dengan sendirinya). Uang baru bisa bertambah kalau ada aktivitas bisnis riel. Dua filosof Yunani yang paling terkemuka itu dipandang cukup representatif untuk mewakili pandangan filosof Yunani tentang bunga.
ABAD AWAL MASEHI
Kerajaan Romawi kuno, juga melarang
keras setiap pungutan atas bunga dan pada perkembangan berikutnya mereka membatasi besarnya suku bunga melalui undang-undang. Kerajaan romawi adalah negara pertama yang menerapkan peraturan tentang bunga
untuk melindungi para konsumen.
Kebiasaan bunga juga berkembang di tanah Arab sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasul. Catatan sejarah menunjukkan bahwa bangsa Arab cukup maju
dalam perdagangan.
ABAD AWAL MASEHI
Kota Mekkah saat itu pernah menjadi kota dagang internasional yang dilalui tiga jalur-jalur perdagangan dunia Eropa, dan Afrika, India dan China, serta Syam dan Yaman. Dalam rangka menunjang arus
perdagangan yang begitu pesat, mereka membutuhkan fasilitas pembiayaanyang memadai guna menunjang kegiatan produksi dan perdagangan.
Jadi peminjaman modal untuk perdangan dilakukan dengan sistem bunga. Tegasnya pinjaman uang pada saat itu, bukan semata untuk konsumsi, tetapi juga untuk usaha-usaha produktif. Sistem bunga inilah selanjutnya yang dilarang Al-Qurân secara bertahap.
ABAD AWAL MASEHI
Suatu hal yang tak bisa dibantah, bahwa dalam rangka menunjang arus
perdagangan yang begitu pesat, mereka membutuhkan fasilitas pembiayaan yang memadai guna menunjang kegiatan produksi dan perdagangan.
Jadi peminjaman modal untuk perdangan dilakukan dengan sistem bunga. Tegasnya pinjaman uang pada saat itu, bukan semata untuk konsumsi, tetapi juga untuk usaha-usaha produktif. Sistem bunga inilah selanjutnya yang dilarang Al-Qurân secara bertahap. Ayat al-Qurâan surat Ali Imran ayat 30 yang melarang riba yang
berlipat ganda, belum selesai (tuntas).
Sebab setelah itu, turun lagi ayat tentang riba yang mengharamkan segala bentuk riba, baik riba yang berlipat ganda maupun yang ringan bunganya (QS 2: 275: 279).
BUNGA MENURUT AGAMA-AGAMA
ISLAM
Ayat al-Qurân surat Ali Imran ayat 30 yang melarang riba yang berlipat ganda, belum selesai (tuntas). Sebab setelah itu, turun lagi ayat tentang riba yang mengharamkan segala bentuk riba, baik riba yang berlipat ganda maupun yang ringan bunganya (QS 2: 275: 279).
YAHUDI
Kitab perjanjian lama pasal 22: 25 “Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umatku yang miskin di antara kamu, maka
janganlah enkau berlaku seperti orang penagih hutang dan janganlah
engkau bebankan bunga uang padanya, melainkan engkau harus takut pada Allahmu supaya saudaramu dapat hidup di antaramu” Pasal tersebut dengan tegas melarang praktik bunga bagi orang Yahudi.
Namun, orang Yahudi suka membuat helah dengan menafsirkan pasal tersebut sesuai dengan nafsunya. Menurut mereka, bunga hanyalah terlarang kalau dilakukan sesama Yahudi, dan tidak dilarang bila dipraktikkan terhadap kaum yang bukan Yahudi
BUNGA MENURUT AGAMA-AGAMA
NASRANI
Kitab perjanjian lama kitab Deuteronomiy pasal 23 ayat 19: “Janganlah engkau membungakan uang terhadap saudaramu baik uang maupun bahan makan yang
dibungakan”.
Perjanjian baru dalam Injil Lukas ayat 34: Jika kamu menghutangi kepada orang yang kamu harapkan imbalannya, maka di mana sebenarnya kehormatan kamu, tetapi berbuatlah kebajikan dan berikanlah pinjaman dengan tidak mengharapkan kembalinya karena pahala kamu akan banyak.
BUNGA MASA SKOLASTIK
Ajaran tersebut diyakini dan dikembangkan oleh kaum Skolastik yang pemikiran-pemikiran ekonominya masih sangat konsisten dengan ajaran gereja. Dua tokoh Skolastik yang paling terkenal adalah St. Albertus Magnus (1206-1280) dan Thomas Aquinas (1225-1274). Keduanya sangat mengutuk praktik pembungaan uang. Thomas Aquinas dalam Summa Theologia bahkan dengan tegas menyebut
orang-orang yang memperanakkan uang sebagai pendosa.
Bagi Aquinas memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil dan sama artinya dengan menjual sesuatu yang tidak ada.
BUNGA PASCA SKOLASTIK (ABAD VI)
Ajaran agama Nasrani yang melarang bunga sampai abad 13 masih menjadi ajaran gereja. Pada akhir abad 13, muncul aliran-aliran baru yang berusaha menghilangkan pengaruh gereja yang mereka anggap kolot, sehingga peminjaman dengan bunga berkembang luas dan pengharaman bunga dari pihak gereja pun makin kabur.
Sejak itu praktik bunga merajalela dan dianggap sah di Eropa. Pada masa itu sarjana Kristen melakukan rumusan baru tentang pendefenisian bunga. Bahasan mereka bertujuan memperluas dan melegitimasi bunga. Mereka membedakan bunga menjadi dua, yakni interest dan usury. Menurut mereka interest adalah bunga yang dibolehkan, sedangkan usury adalah bunga yang berlebihan (riba).
Konsep tersebut semakin berkembang luas, setelah Raja Inggris, yakni
Hendri VIII, pada tahun 1545 M mengukuhkan dan mengembangkannya. Ia
dengan tegas mengatakan bahwa riba (usury) tidak dibenarkan, sedangkan
bunga (interest) dibolehkan asal tidak berlebihan.
CONTINUED
Gaung Raja Hendrik VIII itu sampai ke Belanda dan Eropa lainnya. Ketika Belanda menjajah Indonesia, mereka menyebar luaskan pandangan Hendrik VIII, selama 350 tahun di Indonesia. Sehingga ada orang Indonesia yang melarang dan menjauhi riba tapi membolehkan dan mempraktikkan bunga. Mereka membedakan bunga dan riba. Padahal bunga dan riba sama saja.
Bahkan, ada orang beranggapan bahwa bunga bank yang ada pada masa kini,
berbeda dengan riba yang ada pada masa jahiliyah.
Riba pada masa jahiliyah diharamkan karena berlipat ganda. Sedangkan bunga bank dibolehkan. Anggapan itu ternyata keliru besar. Kekeliruan itu
ditunjukkan oleh hasil penelitian para ekonom dan intelektual muslim
terkenal, seperti Prof Dr Muhammad Nejatullah Ashiddiqi, Prof Dr Umar
Chapra, Prof Dr MA Mannan, Prof Kursyid Ahmad, serta puluhan ekonom
muslim dan nonmuslim lainnya. Para ekonom muslim melakukan penelitian
ilmiah secara historis tentang bunga dan riba sepanjang sejarah
kehidupan manusia, mulai Yunani Kuno, Roma kuno, Mesopotamia dan Arab
Jahiliyah.
Minggu, 28 November 2010
i'lal diniah
بِسْمِ اللهِ الرَحْمنِ الرَحِيْمِ
القاعدة الأولى
إِذاَ حُِركَتْ ياَءٌ وَاوٌ بَعدَ فَتْحَةٍ | فَأَقْلِبهُماَ أَلْفاً سَرَى خَافَ وَطُوْلاَ |
أرتينيا : افابيلا أدا حرف ياء أتاهو واو جاتوه ستله حركة فتحة دالم ساتو كلمة، ماكا واو أتاهو ياء هاروس ديكانتى دعان ألف نحو صَا نَ دان سَارَ أَصَلْيَا صَوَنَ دان سَيَرَ
الاعلال : صَانَ أَصْلُهُ صَوَنَ عَلَى وَزْنِ فَـعَلَ قُـلِبَتِ اْلوَاوِ أَلِفًا لِتَحَرُّكِهَا وَانْفِتَاحِ مَا قَبْلَهَا فَصَارَ صَانَ
الاعلال : سَارَ أَصْلُهُ سَيَرَ عَلَى وَزْنِ فَعَلَ قُلِبَتِ الْيَاءِ أَلِفًا لِتَحَرُّكِهَا وَانْفِتَاحِ مَا قَبْلَهَا فَصَارَسَارَ
القاعدة الثانية
وَِإنْ جَائتَاَ مِنْ بَعْدِ حَرْفٍ مُسَكَّنٍ | فَبِالنَّقْلِ اِعْلاَلٌ لِضُعْفٍ وَكَمُّلاَ |
أرتينيا : أفابيلا أدا واو أتاهو ياء جاتوه ستله حرف صحيح ياغ ماتي ماكا حركة نيا واو أتاهو ياء هاروس دي فينداه فادا حرف صحيح ياع ماتي سبلومنيا نحو َيقُوْلُ- يَصُوْنُ اَصْلُهُمَا يَقْوُلُ- يَصْوُنُ
الاعلال: يَـقُوْلُ اَصْلُهُ يـَقْوُلُ عُلَى وَزْنِ يَفْعُلُ نُقِلَتْ حَرَكَةُ اْلوَاوِاِلَى مَاقَبْلََهَا لِضُعْفِهَا عَلَى تَحَمُّلِ الْحَرَكَةِ فَصَارَ يَـقُوْلُ
الاعلال: يَصُوْنُ اَصْلُهُ يَصْوُنُ عَلَى وَزْنِ يَفْعُلُ نُقِلَتْ حَرَكَةُ الْوَاوِاِلَى مَاقَبْلَهَا لِضُعْفِهَا عَلَى تَحَمُّلِ اْلحَرَكَةِ فَصَارَ يَصُوْنُ
القاعدة الثالثة
وَإِنْ بَعْدَ أَلْفٍ زَائِدٍ جَا ئَتَا مُجَا | وِراً الطَّرْفِ فَاقْلِبْ هَمْزَةً ثُمَّ رَتِّلاَ |
أرتينيا : أفابيلا أدا واو أتاهو ياء جاتوه ستلاهنيا الف زائيدة دان ترلتاك فاداسبلوم اخيرنياكلمة ماكا واو أتاهوياءهاروس ديكانتي دعان همزة نحو صَائِنٌ، كِسَاءٌ، بِنَاءٌ، اصليا صَاوِنٌ، كِسَاوٌ، بِنَايٌ
الاعلال : صَائِنٌ اَصْلُهُ صَاوِنٌ عَلَى وَزْنِ فَاعِلٌ اُبْدِلَتِ اَلْوَاوُ هَمْزَةً لِوُقُعِهَا بَعْدَاَلِفٍ زَائِدَةٍ مَعَ كَوْنِهَا عَيْنِ اِسْمٍ فَاعِلْ فَصَارَ صَائِنٌ.
القاعدة الرابعة
وَاِنْ جَائَتَا مَضْمُوْمَتَيْنِ بِاَخِرِ | فَلِلضَمَّةِ اِحْذِفْ ثِقَا لاًكَيْ تـَعَطُلاَ |
ارتينيا: افابيلااداواوأتاهو ياءترلتاك دي اخير كلمة دان برحركة ضمة ماكاحركة واو أتاهو ياء هاروس ديبواع نحو :يَغْزُو يَرْمِي اَصْلُهُمَا يَغْزُوُ يَرْمِيُ
الاعلال:يَغْزُ اَصْلُهُ يَغْزُوُ عَلَى وَزْنِ يَفْعُلُ اُسْكِنَتِ الْوَاوُ لِاِ سْتِقَالِ الضُمَّةِ عَلَيْهَا فَصَارَ يَغْزُ
الاعلال:يَرْمِي اَصْلُهُ يَرْمِي عَلَى وَزَنِ يَفْعِلُ اُسْكِنَتِ الْيَاءُ لِاِ سْتِقَالِ الْضُمَّةِ عَلَيْهَا فَصَارَ يَرْمِي
القاعدة الخامسة
إِذَا لْتَقَتَااُوَْلاهُمَا سَاكِنَةْ بِكِلـْــ | ــمَةٍ فَاقْلِبِ ا ْلوَاوَ يَا وَا ذْغِمْ ُمثَقَّلا َ |
ارتينيا:افابيلااداواوأتاهو ياءبركزمفول دالم ساتو كلمة دان يع اول ماتي ماكاواوهاروس دي كانتي دعان ياء كمو ديان دي ادغم كان نحو مَيِّتٌ , مَرْمِيٌّ , اَصْلُهُمَا مَيْوِتٌ مَرْمُوْيٌ
الاعلال: مَيِّتٌ اَصْلُهُ مَيْوِتٌ عَلَى وَزْنِ فَيْعِلٌ اُبْدِلَتِ الْوَاوُ يَاءً لِاَجْتِمَاعِهِمَافِيْ كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ وَسُبِقَتِ اِحْدَهُمَا بِالْسُكُوْنِ فَصَارَ مَيْيِتٌ ثُمَ اُذْغِمَةِ الْيَاءُ اَلْاُوْلَى فِي اْلثَانِيَةِ لِلْمُجَانَسَةِ فَصَارَ مَيِتٌ
القاعدة السادسة
وَاِنْ قَبْلَ وَاوٍرَابِعٍ لَيْسَ ضَمَّةً | فَمَـا فَوْ قَـهُ فَاقْلِبـْهُ بِا لْيَاءِ أَ وََّلاَ |
ارتينيا:افابيلااداواو جاتوه فادا نمرامفات كاءتاس دان حرف سبلومنياتيداءبرحركة ضمة مكاواوهاروس ديكانتي دعان ياء نحو يَرْضَيُ, مُعْطَيَانِ, اَصْلُهَمَا يَرْضَوُ .مُعْطَوَانِ
الاعلال:يَرْضَى اَصْلُهُ يَرْضَوُ عَلَى وَزْنِ يَفْعَلُ اُبْدِلَتِ اْلوَاوُ يَاءً لِوُقُوْعِهَارَابِعَةٍ فِى الطَرْفِى مَالَمْ يَكُنْ مَاقَبْلَهَا مَضْمُوْمٍ فَصَارَ يَرْضَيُ فَاءُبْدِلَتِ الْيَاءُ اَلِفاً لِتَحَرُكِهَابَعْدَ فَتْحَةٍ مُتَّصِلَةٍ فِى كَلِمَتِهَا فَصَارَ يَرْضَى
القاعدة السباعة
وَاِنْ جَاءَ بَيْنَ ا ْلفَـتـْحِ وَاْلكَسْرِ فَاخْذِفَهْ | مُجَا وِرَةً للِكَسْرِ نَحْوُ يَعِدْجَلا َ |
ارتينياافابيلااداواو برادادي انتارافتحة دان كسرة حققى دان حرف سبلومنيامروفاكان حرف مضارعة ماكاواوهاروس دي بواع نحو يَعِدُ , يَضَعُ اَصْلُهُمَا يَوْعِدُ , يَوْضِعُ
الاعلال:يَعِدُاَصْلُهُ يُوْعِدُعَلَى وَزْنِ يَفْعِلُ خُدِفَتِ الْوَاوُ لِوُقُوْعِهَا بَيْنَ الْفَتْحَةِ وَاْلكَسْراةِ اَلمْتَُحَقَّـقَةِ وَقَبْلَهَا حَرْفِ الْمُضَارَعَةِ فَصَارَ يـَعِدُ
الاعلال:يَضَعُ اَصْلُهُ يَوْضِعُ عَلَى وَزْنِ يَفْعِلُ خُدِفَتِ اَلْوَاوُ لِوَقُوْعِهَا بَيْنَ الْفَتْحَةِ وَالْكَسْرَاةِ اَلْمُتَحَقَّـقَةِ وَقَبْلَهَا حَرْفُ اْلمُضَارَعَةِ فَصَارَ يـَضِعُ ثُمَّ فُتِحَةِ الضَّادُ لِاَجْلِ حَرْفِ الإِ طْبَاقِ وَهِيَ اَلضَّادُ اَوْحَرْفُ الْحَلْقِ وَهِيَ اَلْعَيْنِ فَصَارَ يَضَعُ
القاعدة الثامنة
مَتىَ جَاءَ بَعْدَاْلكَسْرِفىِ ا سْمٍ وَفِعْلِهِ | كَغَازٍرَا ضٍ فَا قْلِبْهُ يَاءًوَاَ صِّلا َ |
ارتينيا :افابيلااداواوجاتوة ستلاة حركة كسرة بائيك دالم كلمة فعل اتاهو كلمة اسم ماكا واو هاروس دي كانتي دعان ياء نحو رَضِيَ .غَازٍ اَصْلُهُمَا رَضِوَ .غَازِوٌ
الاعلال:غَازٍ اَصْلُهُ غَازِوٌ عَلَى وَزْنِ فَاعِلٌ اُبْدِلَتِ الْوَاوُيَاءً لِوُقُوْعِهَابَعْدَكَسْرَةِ فَصَارَ غَازِيٌ ثُمَّ اُسْكِنَتِ الْيَاءُ لِاِسْتِقَالِ الضُمَّةٍ عَلَيْهَا فَاالْتَقَاءُالسَّاكِنَيْنِ وَهُمَا اليَاءُ وَالتَّنْوِيْنُ فَصَارَغَازِيٌ فَخُدِفَتِ الْيَاء ُدَفْعًا لِاِلْتِقَاءِ السَّاكِنَيْنِ فَصَارَ غَاز
القاعدة الثامنة
مَتَى جَاءَ بَعْدَاْلكَسْرِفىِ ا سْمٍ وَفِعْلِهِ | كَغَازٍرَا ضٍ فَا قْلِبْهُ يَاءٍوَاَ صِلا َ |
ارتينيا:افابيلااداواوجاتوة ستلة حركة كسرة ديدالم كلمة فعل أتاهو كلمة اسم مكاهاروس دى كانتـي دعان ياء نحو رَضِيَ, غَازٍ اَصْلُهُ رَضِوَ غَازِوٌ
الاعلال:رَضِيَ اَصْلُهُ رَضِوَعَلَى وَزْنِ فَعِلَ اُبـْدِلَتِ الْوَاوَيـَاءًلِوُقُوْ عِهَابَعْدَالْكَسْرَةِ فَصَارَ رَضِيَ
الاعلال:غَازٍ اَصْلُهُ غَازِوٌ عَلَى وَزْنِ فَاعل ابدلت الواو ياء لوقو عها بعد الكسرة فصار غازي ثم اسكنت الياء لاستقال الضمة عليهافالتقى الساكنين وهما الياء والتنوين فصار غا زى فخدفت الياء دفعالالتقاءالساكنين فصار غاز
القاعدة التاسعة
وَتُخْذَ فُ ياَ وَا وٌكَصُنْ ِِِلالْتِقَاءِ سَا | كِنَيْنِ مَقُوْلٌ بـَعْدَ نـَقْلٍ وَأَهْمِلا َ |
ارتينياافابيلااداواوأتاهو ياء سوكون دان برتمودعان حرف ماتي ماكاحرف واودان ياءهاروس دي بواع دان حركة نياواوأتاهوياءدي فينداه فادا حرف صحيح ماتي سبلومنيا نحو صن , سر اصله , اصون ,اسير
الاعلال : صن اصله اصون هلى وزن افعل نقلت حركة الواو الى ماقبلهالتحركها وسكون حرف صحيح قبلها دفعاللثقل فصار اصون فاالتقاء الساكنين وهي الواو والنون وحدفت الواو للتقاءالساكنين فصار اصن ثم حدفت الهمزة الوصل لعدم الاختياج اليها فصار صن
القاعدة العاشرة
اِذَامَااْلتَقَى ا ْلهَمْزَا نِ وَالثَانِى سَاكِنُ | كَاَمَنَ فَاقْلِبْ وَفْقَ مَاكَانَ اَوَلاَ |
ارتينيا:افابلاادا دوا حرف همزةبركومفول دالم ساتو كلمة (اقتصل) دان همزة ياع كدوا ماتي ماكاهمزة ياع كدوا هاروس دي كانتي دعان حرف ياع سجنس دعان حركة حرف سبلومنيا نحو أمن خد اصله أأمن أؤخد
الاعلال:خد اصله أؤخد على وزن افعل اجتمعت الهمزتان في كلمة وا حدة ثانيتهما ساكنة فاءبدلت الثانية واو لسكونها وانضمام ما قبلها فصار أوخد ثم خدفت الواو تحفيفا لكسرة الاستمالفصار أخد ثم حدفت الهمزة الوصل لعدام الاخـتياج اليها فصار خد
الاعلال:أمن اصله أأمن على وزن افعل اجتمعت الهمزتان في كلمة وا حدةوالثـــا نيتهما ساكنة فاءبدلت الثانية الفـالسكونها وانفتاح ما قبلها فصار أمن
القاعدة الحادي عشرة
وَاَدْغِمْ ِلاُوْ لىَ اْلحَرْفِ ثَانِى ِبكِلْمَةٍ | اِذَ ا اتَحَدَجِنْسًا وَثـَــــــقِلْ َورَتِلاَ |
ارتينياافابيلاادادواحرف ياع ساما دالم جنسيادان بركومفول دالم ساتوكلمة ماكا حرف ياع اول هاروس دي ادغام كان كفاداحرف ياع كدوا نحو , مد_ مد اصله , مدد , امدد
الاعلال: مد اصله مدد على وزن فعل اسكنت الدال الاولى لاجل شرط الا دغام فصار مدد ثم اذغمت الدال الا للمجا نسة فصار مد
الاعلال: مد اصله أمدد على وزن أ فعل نقلت حركة الدال الاولى الى ما قبلها لاجل شرط الا اذغام فصارأ مدد فلتقى الساكنين امابالكسر لان حرف الساكن اذا حرك حرك بالكسر وبالفتح لا نهااخف الحركة اوبالضمة تبعا لعين مضارعة فصار أمدد ثم اذغمت الدال الاولى في الثانية للمجا نسة فصارأ مد ثم خدفت الهمزة لعدام الاحياج اليها فصار مد
القاعدة الثانية عشر
اِذَاكَانَ اَ صْلَ اْلوَاوِوَالْيَاءِ سَا كِنَا | فَلا َتـَقْلِبَنْ اَلْفًا سِوَى مَاكَأَحْوَلاَ |
ارتينيا :افابيـلا ادا واو أتاهو يـاء ياع ماتي اصل ايتو تيداك بوله دي كانتى دعان الف ,تافي ياءهاروس دي كانتي دعان الف نحو يخاف اصله يخوف احال اصله احول ابان اصله ابين
الاعلال:ابان اصله ابين على وزن افعل نقلت حركة الياء الى ما قبلها لتحركها وسكون حرف الصحيح قبلها دفعا للثقل فصار ابين ثم ابدلت الياء الفالتحر كها فى الاصلى ونفتاح ماقبلها الان فصار ابان
القاعدة الثالثة عشر
اِذَا اْلوَاوُ طَرْفًا بـَعْدَ ضَمٍ تـَعَا طُوَا | فَاقْلِبْهُ ياَ فَا الضَم َبـِالْكَسْرِبَدِلاَ |
ارتينيا :افابيلااداواو ترلتاءفادا اخير كلمة اسم متمكن(اسم ياع منريماتنوين)دان جاتوة ستلاة حركة ضمة ماكا واو هاروس دي كانتي دعان ياء دان كموديان حركة ضمة دي كانتي دعان كسرة نحو تعاطوا تعاديا اصلها تعاطوا تعادوا
الاعلال:تعاطيا اصله تعاطوا على وزن تفاعل ابدلت الواو ياء تبعا لماضية فصار تعاطيا ثم كسرت الطاءلتصح الياء فصار تعاطيا
القاعدة الرابعة عشر
وَاِْ وَقَعَتْ يـَا بَعْدَ ضَمٍ تـَسَكَنَتْ | فَـتَقَـلِبُهَا وَاوًاكَيُوْقِنُ ذُوْالْعُـلاَ |
ارتينيا:افابيلاادا ياءجاتوة حركة ضمة ماكاياءهاروس دي كانتي دعان واو نحو يوسر اصله ييسر
الاعلال :يوسر اصله ييسر على وزن يفعل بدلت الياء الثانية واوالسكونها وانضمام ما قبلها فصار يـوسر
القاعدة الخامسة عشر
وَأَبـْدِلْ بِطَاءِتاَافْتَعَلْ اِنْ بـِفَائـِهِ | حُرُوْفُ ِلاِطْبَا قٍ ثُمَ بِهَااقلب وثقلا |
ارتينيا:افابيلا اداكلمة ياع معيكوتي وزن افتعل دان فاءفعلنياكجاديان داري سلاة ساتو حرف اطباق ( طاء ظاء صاد ضاد) ماكا حرف تاؤوازان افتعل هاروس دي كانتي دعان طاءنحو اصطلح دان اضطرب اصلـهما اصتلح دان اضترب
الاعلال : اضطرب اصله اضترب على وزن افتعل قلبت التاء طاءلعسر النطقى باالتاء بعد حروف الاطباق ولقربها في المخرج فصار اضطرب
القاعدة السادسة عشر
وان كان دالاذالالزاياقلبتها | بدا ل وجازالقلب بعدبماتلا |
ارتينيا:افابيلااداكلمة ياع معيكوتي وزان افتعل ياع فاءفعل نيا كجاديان داري حرف دال ذال زاء ماكا حرف تاء وزان افنعل هاروس دي كانتي دعان حرف دال نحو ازدجر دان ادرأ اصلها ازتجر ادتر أ
الاعلال :ازدجر اصله ازتجر علىوزن افتعل فلبت التاء دلا لعسر النطقى باالتاء بعد زاء ولقربها فى المخرج فصار ازدجر
القاعدة السابعة عشر
وان كان ياواوثافاقلب لها بالتاء | وابد لجوا زابالثاء ثاءكما قيـلا |
ارتينيا:افابيلااداكلمة ياع معيكوتي وزان افتعل ياع فاءفعل نيا كجاديان داري حرف ياء واو ثاء ماكافاء فعل نيا هاروس دي كانتي دعان حرف تاء نحو اتصل اصله اوتصل دان ا فابيلا فاءفعل نيا كجاديان داري حرف ثاء ماكا تاء فعل نيا بوليه دي كانتـي ثاء كموديان دي اذغم كن نحو اثعر اصله ثتـعر
الاعلال :اتصلا صله اوتصل على وزن افتعل قلبت الواو تاء لعسرالنطق بحرف الين الساكن لما بين هما من مقاربت المحرج ومنافاة الوصفية لان حرف الين مجهورة والتاء مهموشة فصار اتـتصل ثم اذغمت التاء لاولى فى الفثانية للمجانسة فصار اتصل
القاعدة الثامنة عشر
اذاحركتاعينالاسم له زيادة | تخص الاصم صحهما لا تبد لا |
ارتينيا:افابيلااداواوأتاهو ياءبرحركة منجادي عين فعل نياكلمة اسم ياع زياداة ماكاواو أتاهو ياء تيداك بوليه دي كانتي أتاهو دي فيندا ة حركتنيا(تيداء ادا اعلا ل نيا) دعان شرط حرف ستلاه واو أتاهو ياء هاروس بروفا حرف ياع ماتي نحو طويل بيان خورنق
القاعدة التاسعة عشر
اذاكان ياءلام فعلى اسماابد ل | بواوكتقوى غا لباجاءك البدلا |
ارتينياافابيلااداياء ياع منحادي لام فعل يااسم ياع ايكوت وزن فعل ماكاهاروس دي كانتي دعان واو سباكاي مانااعلال ياع سوداه لامفاهوسفرتي جونطوه قوة اصله قوية
الاعلال:قوة اصله قوية على وزن فعلة ابدلت الواوياءلوقوعهالام اسم فعلة فصار قووة ثم ادغمت الواواولى فىالثانية للمجانسة فصارقوة
القاعدة العشرون
اذاكان واولام فعلى واصفا ابدل | بياء كعليافاعلموايا معـللا |
ارتينيا:افابيلااداواومنجادي لام فعل ياصفة ياع معيكوتي وزن فعلى ماناواوتادي هاروس دي كانتي دعان ياء نحو عليا دنيااصلياعلوي دنوي
الاعلال:عليا اصله علوي علىوزن فعلى ابدلت الواوياءلوقوعهالام وصف فعلى فصارعليى ثمابدلت الفلينة باءلف لماسبة الياءفصارعليا
الحمد لله رب العا لمين
كتب الفقير محدصالحين مالوكو
Langganan:
Postingan (Atom)